Software Bajakan Jadi Sarang Malware

PT. Equityworld Futures Pusat

Indonesia rentan serangan malware | PT. Equityworld Futures Pusat

Data tersebut disampaikan oleh Sudimin Mina, Software Asset Management Management and Compliance Director Microsoft Indonesia. Menurut Sudimin, tingginya angka malware di Indonesia disebabkan karena maraknya penggunaan software bajakan.

“Malware atau virus itu seringnya bersarang di software, khususnya software bajakan. Nah, masyarakat Indonesia ini masih senang dengan penggunaan software bajakan. Karenanya, tingkat penyebaran malware-nya pun tinggi,” ujar Sudimin di sela-sela konferensi pers anti software bajakan di Restoran Harum Manis, Jakarta, Jumat (30/9/2016).

“Karena begini, sekarang ini penipuan jual beli software makin banyak. Ada yang menipu secara halus, ada pula yang kasar. Yang halus, penjual akan bilang ini asli tapi bekas. Sementara yang kasar, mereka akan terang-terangan memberikan diskon. Walaupun barangnya palsu

Sebagai negara dengan jumlah populasi pengguna internet aktif yang cukup tinggi, sekitar 88,1 juta, Indonesia rentan serangan malware. Tak heran, menurut data Akamai sampai bulan Maret 2016 lalu Indonesia menempati urutan nomor tiga sebagai negara yang sering terkena serangan malware.

Tak hanya rentan mendatangkan virus dan malware, penggunaan software bajakan juga bisa berurusan dengan hukum. Karena seperti yang dijelaskan Sudimin, penggunaan software bajakan diatur dalam ketentuan Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 tahun 2014.

“Maka dari itu kami di Microsoft tak henti-hentinya memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia tentang bahayanya menggunakan software bajakan. Caranya melalui situs cariyangori.com,” ujar Sudimin.

Selain mendapatkan informasi mengenai bahayanya menggunakan situs bajakan, cariyangori.com juga menyediakan berbagai macam game interaktif. Ke depannya, Microsoft juga ingin menyertai informasi di mana masyarakat bisa mendapatkan software yang asli.

Penyumbang Malware Terbesar

“Mengapa bisa demikian? Hal ini kembali lagi karena pemakaian software bajakan. Para pengguna itu memanfaatkan key generator. Keygen-nya diambil dari luar negeri, dipakainya di Indonesia. Otomatis yang terdeteksi IP Indomesia,” terang Justisiari.

Tak hanya menjadi korban, Indonesia bahkan juga disebut sebagai negara nomor dua penyumbang malware di dunia. Hal ini disampaikan oleh Justisiari P. Kusumah selaku Sekretaris Jenderal Masyarakat Indonesia Anti-Pemalsuan (MIAP).

Namun, Justisiari mengakui bahwa untuk bisa menekan angka pengguna bajakan harus dimulai dari diri sendiri. “Terapkan dari dalam diri untuk enggan menggunakan software bajakan. Kalau itu diterapkan, maka bisa mengurangi tingginya angka penggunaan software bajakan.

PT. Equityworld Futures Pusat

Masyarakat Indonesia Rentan Pakai Software Bajakan | PT. Equityworld Futures Pusat

“Kasus seperti kerusakan file, pencurian data pribadi, dan penyusupan privasi merupakan contoh nyata bahaya akan penggunaan counterfeit software,” kata Sudimin Mina, Software Asset Management and Compliance Director, Microsoft Indonesia.

Kita punya payung hukum, yang bajakan akan kita hindari. Jangan sembarangan beli di internet, kalau bisa melalui mekanismenya lebih ke pro-aktifMenurutnya, banyak waktu dan materi yang terbuang untuk memulihkan perangkat yang sudah terinfeksi malware. Tentunya akan merugikan pengguna.

“Padahal dengan menggunakan genuine software, Anda sebagai pengguna dan keluarga dapat fokus memanfaatkan perangkat tersebut dengan lebih maksimal,” kilah Sudimin dalam acara #CariYangOri di Jakarta, Jumat (30/9/2016).

Lebih lanjut dijelaskannya, menurut data yang diterbitkan oleh Microsoft Malware Infection Index 2016, tingkat pemalsuan dan penyebaran PC di Indonesia tergolong masih sangat tinggi.

Maraknya penggunaan counterfeit software alias software bajakan untuk kebutuhan bisnis, perseorangan, maupun keluarga dinilai meresahkan akan resiko keamanan bagi penggunanya.

Bayangkan, Indonesia ada di posisi kedua di belakang Pakistan dengan tingkat infeksi virus malware tertinggi di Asia Pasifik.

Atas hal tersebut, Microsoft Indonesia mengaku sebagai salah satu anggota Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) yang menyosialisasikan bahaya penggunaan counterfeit software melalui edukasi Anty-Piracy kepada konsumen di Indonesia, terutama bagi para pengguna software.

“Untuk menjaga keamanan privasi Anda dan keluarga, kami mengimbau konsumen untuk selalu waspada dan lebih bijaksana saat membeli software, baik secara online maupun offline.

PT. Equityworld Futures Pusat

Software Peringkat 4 Produk Palsu Terbanyak di Indonesia | PT. Equityworld Futures Pusat

Hal ini diungkapkan pada acara diskusi program edukasi Anti-Piracy, yang digelar Microsoft hari ini, Jumat (30/9/16).

Data 2014 untuk software palsu yang beredar di Indonesia sebesar 33,5 persen. Software bajakan bahkan lebih dari itu, di atas 80 persen,” ujar Sekretaris Jenderal Masyarakat Indonesia Anri-Pemalsuan, Justisiari P. Kusumah.

Melalui solusi ini, Microsoft memberikan software orisinal secara gratis kepada mahasiswa, serta kemudahan dalam mendapatkan update.

Sementara itu, berdasarkan hasil survei kepada 500 responden yang dilakukan selama dua tahun terakhir, Justisiari menyebut semakin banyak konsumen di Indonesia yang ingin membeli software asli.

Hal ini selaras dengan keputusan Microsoft yang semakin gencar menawarkan software dengan harga terjangkau.

Keinginan konsumen untuk membeli software asli, jelas Justisiari, didorong oleh semakin tingginya tingkat kesadaran konsumen terhadap perlindungan dan kenyamanan yang dihadirkan oleh software tersebut.

Asosiasi Masyarakat Indonesia Anti-Pembajakan (MIAP) menyebut tingkat peredaran software counterfeit atau palsu di Indonesia masih tinggi.

Selain itu, pengalaman tidak menyenangkan yang dialami konsumen akibat penggunaan software palsu turut mendorong keinginan konsumen tersebut.

Peredaran software palsu menduduki peringkat ke empat dalam daftar benda palsu terbanyak yang dapat ditemukan di Indonesia.

Justisiari menyebut, tinta printer palsu masih menduduki peringkat pertama dalam daftar barang palsu terbanyak di Indonesia, dan diikuti oleh pakaian palsu dan benda berbahan kulit, pada peringkat kedua dan ketiga.

Selain menghadirkan software asli dengan harga terjangkau, Microsoft juga menawarkan solusi untuk mengurangi angka peredaran software palsu melalui kerja sama dengan sejumlah institusi pendidikan, salah satunya Universitas Terbuka.

 

PT Equityworld

Leave a comment