Cerita tentang Apple yang Mulai Kehilangan Superioritasnya

Kuartal ketiga Apple mencatatkan penurunan pendapatan dari penjualan iPhone | PT. Equityworld Futures Medan

Ini merupakan kuartal ketiga dimana Apple mencatatkan penurunan pendapatan dari penjualan iPhone. Selanjutnya, penjualan Apple pada musim liburan di Amerika Serikat (AS) ternyata jatuh tipis di bawah estimasi. Dua hal ini mendorong saham Apple turun 2,8 persen ke level 114,99 dollar AS setelah jam perdagangan usai.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran yang menyeruak di sejumlah pihak, bahwa Apple mulai kehilangan superioritasnya di industri teknologi. Bahkan dengan iPhone yang lebih “fresh”.

Perusahaan terbuka terbesar di dunia ini mengatakan pendapatan dari pasar China sesuai dengan target, walaupun harus turun 30 persen dibanding kuartal sebelumnya. Selain itu, penjualan dari India juga kurang menggembirakan. Faktor ketiga yakni estimasi pendapatan Apple di kuartal IV serta proyeksi gross profit margin, ternyata berada di bawah target analis.

Pada perdagangan saham di Wall Street, Selasa (25/10/2016) waktu setempat, Apple Inc kembali memposting kinerja kuartalannya yang menunjukkan tren penurunan penjualan iPhone, smartphone unggulannya.

Benarkah begitu?

Chief Financial Officer (CFO) Apple, Luca Maestri, mengatakan bahwa belum diketahui efek atau dampak penarikan smartphone rivalnya, Samsung Galaxy Note 7 dari Samsung Electronics Co Ltd, terhadap penjualan iPhone. Maestri mengatakan hal itu awal bulan ini, kepada Reuters melalui sambungan telepon.

CEO Apple Tim Cook mengatakan, India juga jadi harapan bagi Apple seiring dengan dimulainya layanan 4G di negara ini. Cook juga memberikan gambaran sejumlah bisnis potensial selain iPhone, seperti konten media.

“iPhone 7 dan iPhone 7 Plus diproduksi terbatas. Namun kami akan memanfaatkan peluang tersebut sebab kami melihat adanya permintaan yang kuat. Apple mengatakan menjual 45,51 juta iPhone di periode tiga bulan yang berakhir 24 September 2016. Jumlah tersebut di atas estimasi analis, sebanyak 44,8 juta unit. Demikian menurut firma riset FactSet StreetAccount.

“Intinya, di China atau di manapun juga, produk Apple masih disukai. Namun jarak antara Apple dengan kompetitornya kini semakin dekat dibanding tahun-tahun sebelumnya,” tulis Neil Saunders, head of retail research firm di Conlumino, melalui catatannya.

Sebelumnya, saham Apple mencapai titik terendah dalam 12 bulan di level 89.47 dollar AS di Mei, lalu kembali menanjak setelah kepercayaan investor meningkat. Apple tetap optimistis pada bisnisnya di China, menurut keterangan CFO Maestri. Menurut dia masih ada peluang saat gross domestic product di China melambat.

Namun, pendapatan Apple jatuh sembilan persen menjadi 46,85 miliar dollar AS, di bawah estimasi Wall Street di kisaran 76 miliar dollar AS hingga 78 miliar dollar AS, terutama pada musim liburan di kuartal ini.

Jika Apple berhasil mencapai target analis, maka akan menjadi rekor penjualan baru Apple, setelah pada periode sama tahun sebelumnya lalu memposting pendapatan sebesar 75,9 miliar dollar AS. Namun, Apple memberikan outlook penurunan margin keuntungan antara 38 persen-38,5 persen, di bawah konsensus analis di 39 persen.

“Pastinya banyak yang terkejut akan hal itu,” kata Mariann Montagne, senior investment analyst and portfolio manager di Gradient Investments, yang memegang saham Apple.

Saham Apple dinilai kinclong dalam tiga bulan terakhir. Bill Kreher, analis dari Edward jones, mengatakan saham Apple mengalami “natural pause” atau perlambatan alami walaupun hasil atau paparan kinerjanya positif.

Sebab perekonomian negara ini masih tetap tumbuh dan jumlah kelas menengah bertambah. Di sisi lain, tingkat kepemilikan smartphone juga masih rendah. Tidak dipungkiri, kejayaan Apple sangat berkaitan dengan penjualan iPhone, yang mencapai dua pertiga dari total pendapatannya.

Namun di kuartal ini yang berakhir 24 September 2016, net income Apple turun menjadi 9,01 miliar dollar AS dibanding 11,12 miliar dollar AS di periode sama tahun sebelumnya.

Penjualan iPhone Merosot, Apple ‘Diselamatkan’ App Store | PT. Equityworld Futures Medan

Laporan keuangan Apple menyebutkan kalau layanan App Store, Apple Music, iCloud, iTunes, Apple Pay, dan yang lainnya, berhasil mencetak pemasukan hingga USD 6,3 miliar atau setara Rp 81,8 triliun (USD 1 = Rp 12.900). Angka ini meningkat 20% dari tahun sebelumnya.

Laba bersih Apple turun 19% menjadi USD 9 miliar. Sedangkan pendapatan mereka merosot 9% menjadi USD 46,9 miliar. Ke depannya, penjualan iPhone 7 diharapkan dapat memperbaiki performa bisnis Apple.

Praktis, sekitar seperempat dari keuntungan Apple kini bergantung pada layanan digitalnya itu. Adapun salah satu pasar terbesar Apple adalah di China. Negeri tirai bambu ini disebut memberikan kontribusi sebesar USD 1,7 miliar yang sekitar Rp 22 triliun hanya dari AppStore saja.

Rabu (26/10/2016), menurut CEO Apple Tim Cook transaksi menggunakan Apple Pay juga menunjukkan peningkatan sampai lima kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Meski bukan sumber pendapatan utama Apple, raihannya dari layanan digital miliknya itu disebut analis sedikit banyak telah mampu menutupi penurunan penjualan yang dialami iPhone yang tak sesuai ekspektasi.

Meski penjualan iPhone dilaporkan kembali menurun, Apple punya kabar baik dari bisnisnya yang lain. Pemasukan yang dicetak AppStore disebut-sebut mampu menjadi penawar turunnya penjualan iPhone.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam pengumuman keuangan di kuartal III 2016 yang berakhir September, Apple menyatakan penjualan iPhone mencapai 45,5 juta unit. Meski melebihi perkiraan analis, angka itu lebih rendah dari pencapaian tahun lalu yang sebesar 48 juta unit.

Analis: Tak Ada iPhone 8 & 9, Apple Langsung Luncurkan iPhone 10 Tahun Depan | PT. Equityworld Futures Medan

Hal ini memang sudah dilaporkan sejak lama, bahwa iPhone 7 memang tak akan membawa banyak perubahan. Perubahan besar baru akan dihadirkan tahun depan, saat bagi Apple untuk menghadirkan perombakan desain iPhone miliknya, yang konon kabarnya bakal menghadirkan iPhone dengan layar yang menutupi seluruh bagian depannya. Bahkan, tombol home kabarnya juga akan menghilang.

Layar memenuhi bagian depan, nyaris tidak ada bezel di sisi kiri dan kanan ponsel, termasuk bagian atasnya. Bezel hanya terdapat pada bagian bawah. Meski layar masih belum memenuhi bagian depan ponsel ini, namun tetap saja Mi MIX menarik untuk dilihat.

Dengan perombakan besar itu, analis tampaknya percaya bahwa ini membuat Apple mempertimbangkan untuk melompati beberapa nama dari ponsel ini, mengingat kelebihan iPhone tahun depan melompati beberapa generasi iPhone.

Tidak ada iPhone 8 atau iPhone 9, juga tidak akan ada iPhone 8s dan iPhone 9s, iPhone tahun depan akan langsung diberi nama iPhone 10. Namun yang membuat perkiraan analis ini masuk akal bukan hanya itu. Tetapi juga berkaitan dengan hari lahirnya iPhone. Tahun depan, bertepatan dengan hari ulang tahun iPhone ke-10. Jadi tak heran jika Apple ingin menyelaraskan nama iPhone dengan tahun kelahirannya.

Tahun ini Apple meluncurkan iPhone 7 dan iPhone 7 Plus. iPhone 7 meski membawa fitur baru namun tak sedrastis iPhone 7 Plus. Varian yang lebih bongsor ini membawa setup dual-kamera. Namun tetap saja, apa yang dibawa dalam iPhone generasi terbaru ini terbilang biasa-biasa saja. Tak banyak perubahan atau upgrade didalamnya seperti iPhone generasi sebelumnya.

Ngomong-ngomong soal ponsel dengan layar yang mmenuhi bagian depan ponsel, Xiaomi baru saja menghadirkan ponsel dengan kriteria seperti ini yang disebut Xiaomi Mi Mix. Ponsel ini hampir tidak memiliki bezel.

 

Equityworld Futures

Leave a comment